Author : Kanon Kuroii
Chapter : Prologue/??
Genre : romance, humor
Pairing : AoixUruha
Rating : PG-13
Warning : Manxman, idiot author, nama asli mereka
Disclaimer : I don’t own them, they just in my dream. So saaaaad~ *sob*
Comment : fanfic series pertama^^d

St.Angelo School, sekolah yang terkenal dengan orang – orang kayanya. Sekolah ini memang berbeda dengan sekolah yang lain karena sekolah ini memang di buat untuk ego orang kaya yang tidak ingin anaknya bergaul dengan anak – anak biasa. Dilihat dari gedung sekolahnya saja memang sudah terlihat perbedaannya, gedungnya sangat megah dan besar. Murid – muridnya pun tidak menggunakan seragam biasa, melainkan menggunakan blazer yang terbuat dari bahan kelas dunia yang harganya tentu tidak murah. Kelas di sekolah ini di bagi menjadi dua bagian, kelas A dan E. Kelas A adalah kelas untuk anak – anak yang merupakan pewaris dari perusahaan besar, sedangkan kelas E adalah kelas untuk anak yang keturunan yakuza.
Dan sekarang tersebutlah sebuah kelas A11-3, kelas yang terletak di lantai 2 gedung utama. Kelas yang terkenal dengan ‘3 Bintang’-nya, karena di kelas ini terdapat 3 anak yang merupakan pewaris perusahaan – perusahaan terkenal di dunia.
“Selamat pagi semuanya,” Mr. Michael Braun memasuki kelas tersebut sambil membawa setumpuk kertas yang sudah pasti merupakan hasil ulangan harian minggu lalu. “…saya akan membagikan ulangan harian minggu lalu, saya harap kalian semua masuk hari ini,”
“Paaak~” seorang murid di antara mereka mengacungkan tangannya.
“Ya? Yutaka-san?”
“Takanori belum masuk kelas…” ucap Yutaka.
Mr. Michael hanya mengeluh dan bergumam pelan, ketika pintu kelas kembali terbuka dan munculah sosok seorang anak berambut pirang yang mengenakan banyak tindikan di telinganya.
“Datang telat lagi? Takanori-san?” Mr. Michael menoleh ke arah Takanori dan menaruh kedua tangannya di dada sambil menahan emosinya.
“…aku bangun kesiangan tadi,” Takanori hanya menjawab asal dan langsung berjalan ke arah tempat duduknya yang berada di belakang Yutaka. Mr. Michael hanya bisa pasrah oleh ulah muridnya tersebut karena Takanori adalah salah satu dari 3 Bintang dan merupakan anak dari Matsumoto Shinegawa, pemilik perusahaan parfum paling besar dan paling terkenal di seluruh dunia. Dan ayahnya juga sebagai salah satu donator terbesar untuk St. Angelo, sehingga para guru dan dewan sekolah pun tidak dapat bertindak macam – macam kepadanya.
“…setidaknya berusahalah untuk tidur lebih cepat sehingga bisa bangun pagi,” Mr. Michael hanya bergumam pasrah.
***
“I hate that fucking teacher,” Takanori menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sambil duduk di sebelah Yutaka.
“Hey, hargai Mr. Michael sedikit… bagaimana pun, dia adalah guru kita,” Yutaka berusaha menenangkan sahabatnya tersebut.
“Tapi…”
“Tidak ada tapi – tapian!” putus Yutaka kemudian. Takanori hanya mendesah dengan pasrah, karena, bagaimanapun ia berusaha, ia takkan pernah menang berdebat dengan Yutaka, anak dari Uke Shinjitsu sang pengacara dengan bayaran termahal di dunia.
“—apa lagi masalah hari ini?” seseorang menghampiri meja dimana Yutaka dan Takanori berada dan duduk di hadapan mereka.
“Aki-chaaan~ lagi – lagi Yutaka memarahiku…” rengek Takanori sambil berpindah tempat duduk ke sebelah Akira yang juga merupakan salah satu dari 5 Bintang.
“Jangan panggil aku dengan nama itu! Kau tau kan kalau aku benci di panggil Akira!? Panggil aku Reita, oke Ruki?“
“Gomen, aku lupa Rei... mana Kou—Uruha?”
“Dia sedang bersamaku ketika tiba – tiba dia di kelilingi oleh wanita seperti biasa,” Reita menaruh makan siangnya di atas meja dan bergabung dengan kedua sahabatnya tersebut.
“Ya ampuuun~ hari ini para wanita itu tetap merepotkan seperti biasa!” Uruha memasuki ruang cafetaria dan bergabung dengan ketiga sahabatnya yang sudah berkumpul.
“Memang apa yang mereka lakukan kali ini?” Kai menggeser duduknya dan membiarkan Uruha untuk duduk di antara dia dan Ruki.
“Okay, lagi – lagi mereka menawarkanku untuk menjadi tunangan mereka. HELLO! Kau kira aku ini apa!? Padahal mereka hanya ingin denganku karena orang tuaku adalah pemilik sekolah ini... suckers!“ Uruha merengutkan bibirnya dan menyenderkan kepalanya ke pundak Kai.
“...kalian tahu...“ Ruki membuka pembicaraan sambil memakan Tiramisu kesukaannya. “Entah mengapa walaupun kita juga adalah bagian dari 5 Bintang, kenapa hanya Uruha saja yang paling banyak di minati oleh para wanita? Aku jadi sedikit kesal kalau mengingatnya...“
“Mungkin para wanita itu tidak mau memiliki tunangan yang lebih pendek dan lebih gendut dari mereka...“ Uruha melirik Ruki dengan tajam sambil tersenyum jahil.
“bastard! Jangan sekali – kali lagi memanggilku pendek dan gendut atau kau akan selama – lamanya menderita! YOU HEAR ME!? MENDERITAA!!“ Ruki menindih tubuh Uruha dengan tubuhnya sendiri sehingga mereka berdua terjatuh ke lantai.
“KYAAAA!! Kai-sama! Tolong akuu~” Uruha mengeluarkan jurus ‘pika – pika’ mautnya. “aku di serang hewan madagaskaaaar!”
“oh boy~ here we go again.” Kai hanya geleng – geleng kepala melihat kedua tingkah sahabatnya, sedangkan Reita sepertinya sudah malas melerai kedua sahabatnya tersebut sehingga dia hanya makan dengan tenang.
“kau tahu,” Reita tiba – tiba mentap Kai, tatapan matanya menjadi sangat serius. “...kita sebenarnya di juliki sebagai 5 Bintang, tapi aku tidak pernah melihat Bintang satu lagi...”
“maksudmu, Shiroyama Yuu?” Kai tentu saja tahu siapa orang tersebut, Shiroyama Yuu. Teman sekelas dirinya dan Ruki, anak dari Shiroyama Mitsugi, pemilik orkestra terbesar dan Shiroyama Yukira, seorang pemain biola yang namanya sudah terkenal di seluruh dunia.
“tepat sekali, kenapa dia tidak pernah bergabung dengan kita?”
“entahlah, di kelas dia juga selalu diam dan jarang bersosialisasi. Padahal sepertinya seru bermain dengannya,” Ruki bangkit dari atas Uruha dan kembali duduk di kursinya semula, sedangkan Uruha memilih untuk pindah duduk di sebelah Reita.
“bagaimana kalau kita ajak dia bermain!” Uruha mengangkat kedua tangannya ke atas dengan semangat. “...kalian tahu, agar kita tidak kalah kompak dengan para anak yakuza di kelas E tersebut!”
“maksutmu 5 Disaster?” Kai menaikkan sebelah alisnya.
“yep,”
***
“Shou?” lelaki bertubuh pendek dan berambut pirang kecoklatan memanggil Shou secara berulang – ulang, tapi sepertinya Shou tidak mempedulikannya.
“SHOU!” kali ini lelaki tersebut berteriak tepat di sebelah telinga Shou.
“A—iya... ada apa Hiroto?” Shou akhirnya terbangun dari lamunanya dan menatap seluruh sahabatnya yang menatapnya dengan bingung. “...Auch, itu sakit Hiroto”
“Kau sedang melihat apa?” tanya salah seorang sahabatnya yang bernama Nao.
“Itu... kalian lihat para murid 5 Bintang itu, mereka selalu berisik saat istirahat. Apa mereka tidak tahu kalau kita merasa terganggu disini?” Shou melihat ke arah tempat duduk 5 Bintang yang memang di buat khusus untuk mereka.
“Kau benar, mereka memang mengganggu.” Saga pun akhirnya menatap meja tempat di mana Ruki cs sedang makan dan bercanda dengan geram. “Mereka pikir mereka siapa? Hanya sekumpulan anak yang terangkat derajatnya karena kekayaan orang tua mereka. I hate them, kau juga kan Tora?” Saga menoleh ke arah Tora, salah satu sahabat mereka yang daritadi tidak mengeluarkan suara dan hanya makan dengan tenang.
“Yea, I hate them so much.”
A/N:: yes yess! new fanfic! XD
Dan sekarang tersebutlah sebuah kelas A11-3, kelas yang terletak di lantai 2 gedung utama. Kelas yang terkenal dengan ‘3 Bintang’-nya, karena di kelas ini terdapat 3 anak yang merupakan pewaris perusahaan – perusahaan terkenal di dunia.
“Selamat pagi semuanya,” Mr. Michael Braun memasuki kelas tersebut sambil membawa setumpuk kertas yang sudah pasti merupakan hasil ulangan harian minggu lalu. “…saya akan membagikan ulangan harian minggu lalu, saya harap kalian semua masuk hari ini,”
“Paaak~” seorang murid di antara mereka mengacungkan tangannya.
“Ya? Yutaka-san?”
“Takanori belum masuk kelas…” ucap Yutaka.
Mr. Michael hanya mengeluh dan bergumam pelan, ketika pintu kelas kembali terbuka dan munculah sosok seorang anak berambut pirang yang mengenakan banyak tindikan di telinganya.
“Datang telat lagi? Takanori-san?” Mr. Michael menoleh ke arah Takanori dan menaruh kedua tangannya di dada sambil menahan emosinya.
“…aku bangun kesiangan tadi,” Takanori hanya menjawab asal dan langsung berjalan ke arah tempat duduknya yang berada di belakang Yutaka. Mr. Michael hanya bisa pasrah oleh ulah muridnya tersebut karena Takanori adalah salah satu dari 3 Bintang dan merupakan anak dari Matsumoto Shinegawa, pemilik perusahaan parfum paling besar dan paling terkenal di seluruh dunia. Dan ayahnya juga sebagai salah satu donator terbesar untuk St. Angelo, sehingga para guru dan dewan sekolah pun tidak dapat bertindak macam – macam kepadanya.
“…setidaknya berusahalah untuk tidur lebih cepat sehingga bisa bangun pagi,” Mr. Michael hanya bergumam pasrah.
***
“I hate that fucking teacher,” Takanori menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sambil duduk di sebelah Yutaka.
“Hey, hargai Mr. Michael sedikit… bagaimana pun, dia adalah guru kita,” Yutaka berusaha menenangkan sahabatnya tersebut.
“Tapi…”
“Tidak ada tapi – tapian!” putus Yutaka kemudian. Takanori hanya mendesah dengan pasrah, karena, bagaimanapun ia berusaha, ia takkan pernah menang berdebat dengan Yutaka, anak dari Uke Shinjitsu sang pengacara dengan bayaran termahal di dunia.
“—apa lagi masalah hari ini?” seseorang menghampiri meja dimana Yutaka dan Takanori berada dan duduk di hadapan mereka.
“Aki-chaaan~ lagi – lagi Yutaka memarahiku…” rengek Takanori sambil berpindah tempat duduk ke sebelah Akira yang juga merupakan salah satu dari 5 Bintang.
“Jangan panggil aku dengan nama itu! Kau tau kan kalau aku benci di panggil Akira!? Panggil aku Reita, oke Ruki?“
“Gomen, aku lupa Rei... mana Kou—Uruha?”
“Dia sedang bersamaku ketika tiba – tiba dia di kelilingi oleh wanita seperti biasa,” Reita menaruh makan siangnya di atas meja dan bergabung dengan kedua sahabatnya tersebut.
“Ya ampuuun~ hari ini para wanita itu tetap merepotkan seperti biasa!” Uruha memasuki ruang cafetaria dan bergabung dengan ketiga sahabatnya yang sudah berkumpul.
“Memang apa yang mereka lakukan kali ini?” Kai menggeser duduknya dan membiarkan Uruha untuk duduk di antara dia dan Ruki.
“Okay, lagi – lagi mereka menawarkanku untuk menjadi tunangan mereka. HELLO! Kau kira aku ini apa!? Padahal mereka hanya ingin denganku karena orang tuaku adalah pemilik sekolah ini... suckers!“ Uruha merengutkan bibirnya dan menyenderkan kepalanya ke pundak Kai.
“...kalian tahu...“ Ruki membuka pembicaraan sambil memakan Tiramisu kesukaannya. “Entah mengapa walaupun kita juga adalah bagian dari 5 Bintang, kenapa hanya Uruha saja yang paling banyak di minati oleh para wanita? Aku jadi sedikit kesal kalau mengingatnya...“
“Mungkin para wanita itu tidak mau memiliki tunangan yang lebih pendek dan lebih gendut dari mereka...“ Uruha melirik Ruki dengan tajam sambil tersenyum jahil.
“bastard! Jangan sekali – kali lagi memanggilku pendek dan gendut atau kau akan selama – lamanya menderita! YOU HEAR ME!? MENDERITAA!!“ Ruki menindih tubuh Uruha dengan tubuhnya sendiri sehingga mereka berdua terjatuh ke lantai.
“KYAAAA!! Kai-sama! Tolong akuu~” Uruha mengeluarkan jurus ‘pika – pika’ mautnya. “aku di serang hewan madagaskaaaar!”
“oh boy~ here we go again.” Kai hanya geleng – geleng kepala melihat kedua tingkah sahabatnya, sedangkan Reita sepertinya sudah malas melerai kedua sahabatnya tersebut sehingga dia hanya makan dengan tenang.
“kau tahu,” Reita tiba – tiba mentap Kai, tatapan matanya menjadi sangat serius. “...kita sebenarnya di juliki sebagai 5 Bintang, tapi aku tidak pernah melihat Bintang satu lagi...”
“maksudmu, Shiroyama Yuu?” Kai tentu saja tahu siapa orang tersebut, Shiroyama Yuu. Teman sekelas dirinya dan Ruki, anak dari Shiroyama Mitsugi, pemilik orkestra terbesar dan Shiroyama Yukira, seorang pemain biola yang namanya sudah terkenal di seluruh dunia.
“tepat sekali, kenapa dia tidak pernah bergabung dengan kita?”
“entahlah, di kelas dia juga selalu diam dan jarang bersosialisasi. Padahal sepertinya seru bermain dengannya,” Ruki bangkit dari atas Uruha dan kembali duduk di kursinya semula, sedangkan Uruha memilih untuk pindah duduk di sebelah Reita.
“bagaimana kalau kita ajak dia bermain!” Uruha mengangkat kedua tangannya ke atas dengan semangat. “...kalian tahu, agar kita tidak kalah kompak dengan para anak yakuza di kelas E tersebut!”
“maksutmu 5 Disaster?” Kai menaikkan sebelah alisnya.
“yep,”
***
“Shou?” lelaki bertubuh pendek dan berambut pirang kecoklatan memanggil Shou secara berulang – ulang, tapi sepertinya Shou tidak mempedulikannya.
“SHOU!” kali ini lelaki tersebut berteriak tepat di sebelah telinga Shou.
“A—iya... ada apa Hiroto?” Shou akhirnya terbangun dari lamunanya dan menatap seluruh sahabatnya yang menatapnya dengan bingung. “...Auch, itu sakit Hiroto”
“Kau sedang melihat apa?” tanya salah seorang sahabatnya yang bernama Nao.
“Itu... kalian lihat para murid 5 Bintang itu, mereka selalu berisik saat istirahat. Apa mereka tidak tahu kalau kita merasa terganggu disini?” Shou melihat ke arah tempat duduk 5 Bintang yang memang di buat khusus untuk mereka.
“Kau benar, mereka memang mengganggu.” Saga pun akhirnya menatap meja tempat di mana Ruki cs sedang makan dan bercanda dengan geram. “Mereka pikir mereka siapa? Hanya sekumpulan anak yang terangkat derajatnya karena kekayaan orang tua mereka. I hate them, kau juga kan Tora?” Saga menoleh ke arah Tora, salah satu sahabat mereka yang daritadi tidak mengeluarkan suara dan hanya makan dengan tenang.
“Yea, I hate them so much.”
A/N:: yes yess! new fanfic! XD
0 komentar:
Leave a Comment