FANFIC - usual love story, [chapter 2]

Title : usual love story
Author : Kanon Kuroii
Chapter : 2/??
Genre : romance, humor
Pairing : AoixUruha, ToraxAoi (one-sided), more to come
Rating : PG-13
Warning : Manxman, idiot author
Disclaimer : I put them in the dungeon. I DON’T OWN THEM!

Prologue/Chapter 1




Uruha berjalan dengan malas ke dalam sekolah, ia selalu menjadi yang datang pertama di kelasnya. Entah mengapa sifatnya sangat bertolak belakang dengan Ruki. Akhirnya ia pun masuk ke dalam kelasnya dan memaruh tas-nya di atas meja. Ia memandang ke luar jendela, sebentar lagi adalah musim panas, berarti akan banyak pekerjaan rumah dan liburan, pikirnya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi mengunjungi kelas Kai dan Ruki, berharap salah satu di antara mereka telah datang, walaupun ia yakin kalau Kai-lah pasti yang sudah datang terlebih dahulu. Suatu keajaiban kalau Ruki datang pagi dan tidak terlambat.

Uruha memasuki kelas Kai dan berusaha mencari orang yang di carinya. Tapi orang yang di carinya belum datang, dan Uruha melihat siswa yang memarahinya di ruang musik kemarin. Ia duduk di paling pojok belakang, posisi yang sama saat ia pertama kali melihatnya di ruang musik. Uruha memandanginya dari balik pintu kelas, siswa tersebut tidak membuat gerakan sama sekali. Matanya terpejam, dan dadanya bergerak naik turun dengan perlahan, mukanya terlihat sangat tenang, seakan ia adalah orang yang berbeda dari kemarin. Tapi Uruha berusaha membuang jauh – jauh pikirannya itu dan menatap siswa itu dengan penuh kebencian.

“Uru?” Uruha sontak kaget dan menoleh ke arah belakang, Kai tepat berdiri di belakangnya. Mukanya terlihat sedikit terkejut saat melihat Uruha sedang mengintip ke dalam kelasnya. “Apa yang kau lakukan?”

“A—aku kemari ingin mencarimu, tapi saat aku masuk ke kelasmu kau tudak ada. Dan hanya ada siswa itu yang tertidur di pojokan kelas itu,” Uruha menunjuk siswa yang tertidur pulas di belakang kelas.

“Ooh, Yuu-kun...” Kai menjawab enteng.

“siapa?” Uruha mendekatkan diri ke Kai agar dapat mendengar perkataan temannya dengan jelas.

“Shiroyama Yuu, 5 Bintang yang tersisa.”

“—Kau pasti bercanda…” mata Uruha tiba – tiba membelalak setelah mendengar perkataan Kai barusan. Shiroyama Yuu, salah satu 5 Bintang yang sama dengannya. Kenapa ia bersikap begitu dingin kepadanya? Padahal ia juga adalah 5 Bintang.

“Nope. Aku serius.”

“Tapi...tapi...tapi...” Uruha masih tampak terkejut.

“Aku tahu, ia memang berbeda dari kita berempat. Ia sepertinya tidak suka menjadi pusat perhatian, karena itu ia duduk di pojok belakang. Selama pelajaran pun ia tidak pernah mendengarkan guru, hanya memandang ke luar kelas seharian atau tidur. Tapi walaupun begitu, nilainya selalu paling tinggi di antara kita“ Kai menatap Yuu yang sedang tertidur, “—Aku ingin agar aku dapat berteman dengannya.“ Ucap Kai.

“aku juga...“ ucap Uruha pelan.

***

Uruha berjalan menuju ruang musik sambil membawa gitarnya dengan beremangat. Setelah mendengar cerita Kai tadi pagi, entah mengapa ia menjadi bersemangat untuk berteman dengan Shiroyama Yuu. Ia membuka pintu ruang musik dan melihat ke dalam kelas tersebut.

“KYAAAAAAA!! URUHA-SAMAAAA!” lagi – lagi para murid wanita meneriakinya dengan semangat. Tapi ia menghiraukan mereka semua dan berjalan menuju pojok belakang kelas, dimana Yuu lagi – lagi memainkan gitarnya dengan lembut seperti yang Uruha pernah dengar sebelumnya.

Uruha berusaha untuk tidak terhanyut dalam irama tersebut karena takut akan di marahi lagi karena memujinya. Ia pun segera duduk di meja kosong sebelah Yuu dan memutar badannya agar menghadap Yuu dengan jelas.

“HAY!” Uruha berusaha tersenyum selebar mungkin, “Namaku Takashima Kouyou! Tapi teman – temanku memanggilku Uruha, senang berkenalan denganmu, Shiroyama Yuu...” Uruha mengulurkan tangannya. Tapi Yuu hanya menatapnya dengan kedua mata hitamnya, tidak membalas uluran tangannya dan pengelihatannya kembali ke arah gitar di depannya.

Dengan muka sedikit kecewa, Uruha pun menurunkan tangannya dan mengelap keringatnya. Sabar Uruha sabaaar~ kau harus bisa mengontrol emosimu, batin Uruha.

“—Dengar, aku tahu kemarin kita memang tidak bertemu dengan cara yang baik dan sopan. Tapi aku hanya ingin menjadi temanmu, dan aku sungguh – sungguh”

Yuu kembali menatap Uruha dengan mata hitamnya, Uruha tiba – tiba saja menjadi ciut melihat tatapannya. Tapi ia berusaha untuk menutupi ketakutannya itu.

“...Jadi?” Uruha senyum selembut mungkin.

Tiba – tiba saja Yuu langsung berdiri dari mejanya dan berjalan ke arah pintu kelas sambil membawa gitarnya, seketika itu pula Yuu langsung menutup pintu kelas dan pergi. Murid siswi yang sedang asik mengobrol pun menoleh ke arah pintu kelas dengan tatapan bingung.

“—Yaa! Aku juga senang berteman denganmu!” teriak Uruha kesal dari dalam kelas.

***

Yuu berjalan di koridor kelas dengan perlahan, ia memikirkan perkataan Uruha barusan. Ingin berteman denganku? Anak itu pasti bercanda. Tidak ada yang mau berteman denganku, mereka berteman denganku karena mereka mengincar statusku sebagai anak dari musisi terkenal. Aku tidak membutuhkan orang seperti mereka—

Yuu akhirnya memutuskan untuk pergi ke atap sekolah, tempat yang menurutnya adalah tempat yang penuh dengan inspirasi. Ketika ia berjalan menaiki tangga menuju ke atap, ia bertemu dengan seorang siswa yang sepertinya baru saja membolos pelajaran. Dari lencana yang di gunakannya, terlihat bahwa ia adalah siswa dari kelas E. Mereka saling bertatapan sejenak, namun siswa tersebut segera memalingkan wajahnya dan kembali berjalan menuruni tangga. Sekilas Yuu mencium aroma rokok dari tubuh siswa tersebut, dan ia pun tidak menghiraukannya lalu berjalan ke atap sekolah.

***

“Uruu! Reei!“ Ruki berteriak dan menghampiri Uruha dan Reita yang menanti mereka di depan kelasnya. Seperti biasa, Uruha dan Reita selalu menghampiri sahabat mereka saat pulang sekolah. Untuk pulang bersama atau sekedar mengobrol.

“Hai,“ Uruha melambaikan tanganya ke arah Ruki, tapi tatapan matanya tertuju ke pojokan kelas Ruki dan Kai. Dimana tempat Yuu berada. Yuu sedang memasukan bukunya ke dalam tas dan bersiap pulang. Tempat gitar pun sudah bertengger di punggungnya. Uruha dan Reita memang selalu menghampiri kelas Ruki dan Kai ketika pulang, tetapi Uruha tidak pernah menyadari Yuu sebelumnya.

“Apa yang akan kita lakukan hari ini?“ Ruki terlihat bersemangat dan bertanya kepada Reita dan Uruha.

“Ruki, kau ingat kan kalau kita ada banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan hari ini?“ putus Kai kemudian. Membuat senyum memudar dari mulut Ruki.

“Kai, kau orang yang tidak menyenangkan!“ umpat Ruki kesal. Reita tertawa lebar dan Kai hanya cekikikan menlihat sikap kekanak – kanakan temannya tersebut.

Tiba – tiba saja Yuu melintas di depan mereka, Uruha menatap Yuu dengan penuh rasa penasaran. Dalam hatinya, ia ingin mengerti Yuu.

“Hati – hati di jalan Yuu-kun!“ Ruki melambaikan tangannya ke arah Yuu, tetapi Yuu sama sekali tidak mempedulikannya.

“Siapa?” Reita bertanya kepada Kai.

“Shiroyama Yuu, anggota 5 Bintang yang lain selain kita.”

“—Kau pasti bercanda! Anak tidak tahu diri seperti dia!? Ku kira seharusnya ia adalah anak yang ceria, seperti kedua orang tuanya. Kau tahu kan kalau Shiroyama Mitsugi atau Shiroyama Yukira sedang bermain, seakan mereka membawa kebahagiaan kepada kita. Tidak seperti dia, aku tidak suka auranya...” Reita menatap sinis ke arah Yuu.

“Entahlah, siapa yang tahu?” jawab Kai pasrah.

Tiba – tiba saja Uruha berlari menyusul Yuu, entah mengapa ia ingin sekali mengerti dan mengetahui apa yang di pikirkan oleh anak tersebut.

“Yuu tunggu!” Uruha berteriak memanggilnya, tetapi Yuu menghiraukan panggilannya dan terus berjalan di koridor. Uruha yang terlihat semakin kesal, akhirnya berusaha untuk meyusul Yuu dan menarik tangannya dengan kasar, “Ku bilang tunggu!“

Yuu membalikkan badannya dengan kesal, entah mengapa orang ini selalu mengganggunya.

“—Ada apa!? Kenapa kau selalu menggangguku!?“ Yuu membentak Uruha dengan keras. Membuat para siswa yang berada di sekitar mereka memalingkan muka ke arah Yuu dan Uruha untuk melihat apa yang terjadi.

“Dengar... aku tahu kau pasti kesal dengan sikapku, tapi—“ Uruha berhenti untuk mengambil nafas sejenak. “—Aku hanya ingin menjadi temanmu... boleh?“

Yuu melihat Uruha dengan bingung, apa yang membuatnya ingin berteman dengan orang yang dingin dan cuek sepertinya?

“Aoi...“

“Eh?“

“Panggil aku Aoi,“ jawab Yuu singkat dan segera berbalik arah dan pergi meninggalkan Uruha sendirian di tengah koridor.

Uruha melihat Aoi pergi dengan senyum puas di bibirnya. Akhirnya Aoi menunjukkan suatu respon kepadanya.

“Sampai jumpa besok Aooooi!!! Hati – hati di jalaaaan~“ Uruha melambaikan tangannya ke atas dengan semangat. Ia tidak sabar menunggu kelas gitar minggu depan.


A/N :: WOWOW! Yuu memberikan nama panggilannya kepada Uruha! apakah maksudnyaaa~ saksikan dalam Usual Love Story berikutnya! ;D

0 komentar:

Leave a Comment

Back to Home Back to Top Zealotus. Theme ligneous by pure-essence.net. Bloggerized by Chica Blogger.