Fanfic - he stole my life *part 1*

Title : he stole my life
Author : Kanon Kuroii
Chapter : 1/??
Genre : romance, humor
Pairing : RukiXTakeru
Rating : NC-17
Warning : Manxman, kissing, idiot author
Disclaimer : I put them in the dungeon. I DON’T OWN THEM!
Comment : buat di sela sela bikin Usual Love Story

+++++++++++++++++++

"Konnichiwa! Kami adalah SuG, indie band PSCompany... yoroshiku onegai shimashu!" Yuji memperkenalkan bandnya kepada seluruh anggota PSC yang lainnya.

"Kyaaaa! mereka semua imut - imuut~" Uruha berteriak kegirangan.

"Aku Yuji, gitaris." Yuji memperkenalkan dirinya dengan senyum yang lebar dan cemerlang.

"Mitsuru, drummer." Mitsuru membungkuk dalam.

"Chiyu desu~ bassis" Chiyu melambaikan tangannya ke semuanya.

"Masato, gi-" tiba - tiba saja perkataan Masato di potong oleh orang berambut pirang yang berdiri di sebelahnya.

"HAY MINNA-SAAAAN!! Aku adalah Takeru! Dan aku adalah vokalis band inii!!" orang berambut pirang yang ternyata bernama Takeru itu melompat kegirangan dan memeluk Hiroto secara tidak sengaja. Membuat semua mamber PSC yang berada di ruangan itu tertawa lantang.

"Takeru!" dengan sigap Mitsuru langsung menarik Takeru dari tubuh mungil Hiroto yang terlihat bingung oleh sikap juniornya ini. "...Tunjukkan sedikit sopan santunmu! Mereka ini senior kita, hormatilah mereka... Atau tidak ada coklat untuk malam ini!" ancam Mitsuru.

"Eeeee~!? Tidak ada coklat!? Mi-chan kau memang kejam seperti biasanya!" Takeru merengek kepada Mitsuru.

"Kalau begitu tunjukanlah sopan santunmu kepada mereka! Ingat umurmu yang sudah di atas 20 tahun," ledek Mitsuru.

"Kenapa kau harus selalu membawa - bawa umur..." gumam Takeru kesal, membuat mamber PSC terkekeh melihat tingkahnya yang seperti anak kecil. "Hai' minna-sama, aku adalah Takeru. Dan aku sebagai vokalis di band ini, mohon bimbingannya!" Takeru membungkuk dalam kepada seluruh mamber PSC.

Akhirnya setelah mereka semua memperkenalkan diri mereka masing - masing, semua mamber PSC mengadakan makan - makan di hall kantor PSC. Tentu saja termasuk SuG.

"Huuumph! Makanan PSC memang selalu yang paling enak!" Kai melahap hidangan di meja dengan semangat, di ikuti dengan Nao.

"Hahaha, kalau kalian terus seperti itu, jangan minta bantuanku kalau mau muntah!" ledek Isshi yang dengan sabar melihat 'lomba makan dadakan' antara Kai dan Nao.

Member SuG pun sepertinya juga bisa langsung membaur dengan yang lain, Chiyu yang sibuk meminum vodka bersama Uruha, Mitsuru yang sepertinya sedang asik berbicara dengan Miyavi, Masato dan Yuji pun sedang asik mengobrol dengan Yusano, Aoi dan Reita. Sedangkan Takeru hanya sibuk berjalan mutar - mutar ke seluruh hall sambil membawa semangkuk penuh kue dan coklat di tangan kanannya.

"Ne ne ne ne... Yuji-kun," Takeru mencolek punggung Yuji yang sedang asik mengobrol.

"Apa?" Yuji pun menoleh ke vokalis bandnya tercinta.

"...Antar aku ke toilet," bisik Takeru pelan.

"Apa!? Kau kira umurmu masih 8 tahun apa!? Aku tidak mau!" umpat Yuji kesal.

"Oooo~ ayolah Yuji-kun, aku kan masih anak baru di sini. Nanti kalau aku tersesat dan di culik oleh alien gimana!? Kau tidak mau kan kehilangan vokalis paling imut ini kaaan~?" Takeru merengek kepada Yuji. Aoi dan Reita hanya tertawa melihat tingkah juniornya satu ini.

"...Toilet terletak di ujung lorong pintu keluar, kau bisa ke sana sendiri jika kau mau," Aoi memberikan petunjuk arah kepada Takeru.

"Kau dengar apa yang di katakan Aoi-san kan? Sana ke toilet sendiri! Jangan mengajakku!" tolak Yuji dengan ikhlas.

Takeru pun memanyunkan bibir tipisnya, "Baiklah aku akan pergi sendiri, tapi jangan mencariku kalau aku di culik alien dan tidak kembali ke ruangan ini!" dumal Takeru kesal sambil berjalan keluar dari hall gedung PSC tersebut.

Takeru pun berjalan ke arah toilet dengan berani. Sebenarnya ia tidak takut pergi ke toilet sendiri, tapi ia memang tidak suka pergi sendirian. Ketika memasuki toilet tersebut, Takeru langsung segera pipis ketika--

BLAK!

Tiba - tiba saja pintu toilet di belakangnya terbuka dan munculah sosok pria berambut pirang yang memiliki badan tidak terlalu tinggi. Sontak Takeru pun langsung menoleh ke belakang. Ia bertatapan dengan pria tersebut. Matanya yang menatap Takeru dengan tajam membuat Takeru menjadi kaku dan takut.

"Siapa kau?" tanya pria tersebut.

"T-Takeru," jawabnya pelan, dan pria tersebut semakin mendekatkan badannya ke badan Takeru.

"Hemm, mamber dari SuG?" terka Ruki.

"Iya. Kau Ruki vokalis the GazettE kan?" tanya Takeru.

"Iya, lalu?" jawabnya pelan dan senyum sinis kepada Takeru.

"Kau... Tidak ada di hall PSC daritadi,"

"Memang tidak..." Ruki semakin mendekati mukanya ke muka Takeru, sehingga Takeru dapat merasakan nafas Ruki di kulit mukanya. Aroma alkohol tercium sangat jelas, sehingga Takeru yakin kalau Ruki pasti sedang mabuk saat ini. Dan tanpa Takeru sadari, tangan Ruki menyentuh pipinya dan menariknya mendekat ke padanya. Bibir mereka pun bersentuhan, Takeru terkejut bukan main, ia tidak pernah di cium oleh cowok sebelumnya. Saat Takeru berusaha melepaskan tangan Ruki, tapi pegangan Ruki semakin kuat dan semakin menarik tubuh Takeru mendekat dengan tubuhnya.

"mmmhh..." Takeru kehabisan nafas dan membuka mulutnya, dan ia melakukan hal bodoh. Ruki pun memanfaatkan kesempatan ini untuk memasukan lidahnya ke dalam mulut Takeru dan memperdalam ciumannya. Takeru semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi!? Di satu sisi ia tidak ingin hal ini terjadi, tapi di sisi lain, ia sangat menyukai keagresifan Ruki dalam menciumnya. Dengan lihai Ruki menjilat dan menggigit bibir Takeru, dan Takeru pun tidak sanggup lagi melawannya. Ia memejamkan matanya, menikmati lidah Ruki yang masih terasa alkohol tersebut mendominasi ciuman itu. Ia bahkan melingkarkan tangannya ke leher Ruki agar Ruki dapat semakin dekat dengannya.

Akhirnya setelah beberapa saat, Ruki pun melepaskan ciuman tersebut. Ia menatap Takeru dan Takeru pun menatapnya. Mereka mencoba mengambil nafasnya masing - masing. Tiba - tiba saja Ruki tersenyum kepadanya dan berjalan keluar dari toilet. "Ku tunggu kau di hall," ucapnya sambil keluar dari pintu.

Takeru hanya berdiri terdiam di dalam toilet, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Rasa bibir Ruki yang lembut masih terasa di bibirnya. Sepertinya ia tidak di culik oleh alien, tapi ia telah di culik oleh vokalis the GazettE tersebut.

***

Takeru akhirnya kembali ke hall gedung PSC, seyum yang sumeringah tidak lagi menghiasi bibirnya. Ia hanya bingung mau berekspresi seperti apa setelah ia di cium oleh orang yang baru saja ia temui di toilet.

"Takeru! Kau kembali!" Yuji berlari menghampirinya. "Apa yang membuatmu begitu lama di sana? Ku kira kau benar - benar pergi,"

Aku baru saja berciuman dengan vokalis dari the GazettE! Dan aku menikmatinya!. Tentu saja ia tidak bisa berkata seperti itu kepada Yuji. Entah apa komentarnya kalau mendengar vokalis bandnya telah melakukan fanservice sebelum ada satu single pun yang rilis.

"...Tidak ada," jawabnya singkat.

"Ah! Ruki-san vokalis the GazettE baru saja datang. Kau belum bertemu denganya kan? Ayo ku kenalkan..." Yuji langsung menarik Takeru masuk ke dalam hall.

"APA!? Aku tidak mau berkenalan denganya!" Takeru berusaha melepas genggaman Yuji. Tapi sepertinya mustahil.

"Kenapa!? Apa yang membuatmu tidak ingin berkenalan? Kau sudah kenal denganya?" tanya Yuji curiga. Ia menaikan sebelah alisnya.

"Err..." belum ia mulai berkomentar, Yuji sudah memanggil nama Ruki.

"Ruki-san!"

"Yak!" Ruki mengangkat tangannya ke atas agar orang yang memanggilnya dapat mengetahui keberadaannya. Yuji pun langsung membawa Takeru ke sofa yang berada di pojok hall. Tempat Ruki yang sedang asik berbicara dengan Saga.

"Ruki-san, aku ingin mengenalkanmu pada vokalis band kami, Takeru. Tadi ia sedang di Toilet saat kau datang. Ia masih belum begitu bisa mengontrol suaranya. Jadi ku harap kau bisa memberikan saran kepadanya..." ucap Yuji sambil berusaha menahan Takeru agar ia tidak lari. Ruki hanya menatap Yuji dan Takeru. Lalu ia pun berdiri dan tertawa,

"Aku Ruki, senang berkenalan denganmu, Takeru." sapanya sambil memberikan tanganya ke arah Takeru. Senyum lebar terpancar dari bibirnya.

Takeru pun menatap Ruki dengan penuh horor di matanya. Bagaimana orang ini bisa bersikap seperti baru mengenalku dan tidak ada apa - apa sebelum ini!? – batin Takeru.

"T-Takeru... Aku Takeru." jawab Takeru sambil bersembunyi di balik badan Yuji, ia tidak membalas salam dari Ruki. Ia terlalu sibuk untuk menutupi dirinya yang perlahan memerah.

"Aww... Takeru adalah orang yang pemalu ya?" tanya Ruki kepada Yuji, ia menunjukan ekspresi kecewa pada mukanya.

"Sama sekali tidak." jawab Yuji mantap. "Ia adalah orang yang hiperaktif! Kau harus mengikatnya dengan rantai agar ia bisa diam dan tidak menghilang sewaktu - waktu,"

"Awww... benarkan Yuji-kun?" Ruki berjalan mendekati Takeru dan mendekatkan bibirnya ke kuping Takeru. "Mungkin nanti kau ingin ku rantai agar tidak bisa lepas dariku, ne? Take-chan?" bisik Ruki pelan, membuat muka Takeru menjadi merah seperti tomat dan terkejut bukan kepalang.

"A-apa yang..." Takeru berusaha protes ketika Ruki memotong kalimatnya lagi.

"Oke Takeru! Jya!" Ruki pun mengacak - ngacak rambut Takeru dan pergi menuju teman - temannya. Meninggalkan Takeru yang berubah menjadi patung.



A/N : ehemm ehemm ? ? hot kaaaaan ? X)

FANFIC - usual love story, [chapter 3]

Title : usual love story
Author : Kanon Kuroii
Chapter : 3/??
Genre : romance, humor
Pairing : AoixUruha, ToraxAoi (one-sided), more to come
Rating : PG-13
Warning : Manxman, idiot author
Disclaimer : I put them in the dungeon. I DON’T OWN THEM!
Comment : fanfic series pertama^^d

Prologue/Chapter 1/Chapter 2


Uruha memasuki ruang musik dengan semangat. Karena akhirnya ia dapat bertemu dengan Aoi lagi setelah kejadian minggu lalu. Ia membuka pintu ruang musik dengan sedikit kasar, membuat siswi yang berada di dalam kelas teriak seketika. Uruha segera meminta maaf dan memalingkan badannya ke arah pojok be;akang kelas, tempat di mana Aoi biasa duduk. Dan Aoi memang berada di sana.

“Hay Aouuu~“ Uruha menyapa Aoi dengan ceria. Aoi yang sedang asik bermain dengan gitarnya pun menoleh ke arah Uruha dengan muka yang datar-tanpa-ekspresi.

“...” Aoi tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun dan hanya menatap Uruha dengan kedua mata hitamnya.

“Errr... aku duduk di sebelahmu yah!” Uruha segera menaruh gitarnya di atas mejanya dan duduk. Aoi pun mencoba kembali berkonsentrasi kembali kepada gitarnya sebelum—

“Aoi, kau nanti mau makan siang bersama? Nanti akan ku kenalkan kepadamu 5 Bintang yang lain... yah~ mungkin kau kenal dengan Ruki dan Kai, tapi kau kan belum kenal dengan Reita. Dia anak yang menyebalkan, tapi kalau kau sudah kenal dia, dia pasti akan menyenangkan! Nanti aku kenalkan, ya?“ Uruha menatap Aoi dengan antusias.

“Tidak,“ jawab Aoi singkat.

“Aaaah~ kenapa tidaaak!? Pasti akan menyenangkan kalau 5 Bintang bisa berkumpul bersama, ya!? Kumohoooon~ sekali ini sajaaaa...“ Uruha menarik lengan kemeja Aoi dengan kencang, membuat Aoi hampir kehilangan keseimbangannya dan menjatuhkan gitarnya.

“—Lepaskan,“ Aoi melepas genggaman Uruha dari lengan bajunya dengan kasar.

“Jadi kau ikut a—“ Uruha belum menyelesaikan ucapannya ketika tiba – tiba Aoi berdiri dari kursinya, membuat Uruha terkejut dan menatap muka Aoi.

“Sudahkah ku bilang agar kau jangan menggangguku? Hanya karena kau tahu nama panggilanku bukan berarti kalau kau adalah temanku. Dan aku tidak tertarik dengan title ’5 Bintang’ yang kalian banggakan, jadi jangan pernah bawa aku ke dalam lingkaran dunia kalian.“

***

Aoi menyenderkan kepalanya di pagar atap sekolah, gitar di pangkuannya. Kepalanya mengadah ke langit. Apabila ia sedang kesal, ia selalu pergi ke atap sekolah setiap ia sedang memikirkan sesuatu. Ia sangat suka dengan langit karena warna biru yang di miliki langit selalu membuatnya tenang.

“Hhh...” Aoi menghelakan nafasnya.

“Sepertinya bukan aku saja yang selalu pergi ke atap ketika sedang ada masalah,” seseorang menghampiri Aoi. Aoi pun menolehkan kepalanya ke asal suara. Tinggi, berambut hitam dan rokok di mulutnya. Aoi pun menyadari kalau orang tersebut adalah orang yang waktu itu berpas – pasan dengannya ketika akan pergi ke atap.

“...Boleh aku duduk di sebelahmu?” Aoi menatap muka orang itu, sepasang mata yang tajam, bibir yang lembut, berkulit putih dan rokok di mulutnya yang membuatnya makin terlihat seksi. Aoi merasa ada yang aneh di dalam badannya ketika melihat orang tersebut, seakan – akan membakar dan membuat mukanya menjadi merah.

“—Heey?” orang itu menggoyangkan tangannya di depan muka Aoi.

“Ah... maaf. Silakan,” Aoi terkejut mendengar perkataannya sendiri. Dengan mudahnya ia memberikan permisi kepada orang yang belum ia kenal.

Seketika itu juga, orang tersebut langsung duduk di sebelah Aoi. Sambil menghisap rokoknya dalam – dalam.

“Tora,”

“Eh?” Aoi menatap orang tersebut dengan bingung.

“—Namaku Tora,“

***

Uruha menghampiri ketiga temannya yang sedang asik mengobrol di kafetaria. Ia berusaha mencari Aoi dan mengajaknya, tapi ia tidak menemukannya di mana – mana.

“Hey Uru!” sapa Reita dari tempat duduknya. Uruha pun langsung duduk di sebelah bangku Reita yang kosong.

“...Hey,“ balas Uruha pelan.

“Ada apa lagi kali ini?“ Reita yang mengerti sekali dengan sahabatnya dari kecil tersebut langsung mengetahui kalau Uruha pasti sedang ada masalah.

“Kau tahu Aoi?” Uruha memulai pembicaraannya.

“Aoi?” semuanya menatap bingung ke arah Uruha.

“Yuu, Shiroyama Yuu maksudku.“

“KAU MENYEBUTNYA SIAPA!?“ Ruki menatap Uruha dengan mata terbelalak.

“Aoi, ia menyuruhku memanggilnya Aoi...“ ucap Uruha heran melihat sikap teman – temannya.

“Wow Uruha. Apa yang kau lakukan sehingga ia memberikan nama panggilannya kepadamu?“ Kai pun tidak percaya apa yang di katakan Uruha barusan. “...Selama ini kami yang sekelas saja tidak pernah mengetahui nama panggilannya,“ Ruki mengangguk mengiyakan perkataan Kai.

“Hem~ entah lah, ia hanya mengatakannya begitu saja dan pergi. Bukankah ini pertanda bagus?“

Sebelum ada satu pun yang menjawabnya, tiba – tiba dari ujung kafetaria terdengar suara kursi terjatuh dan jeritan para murid wanita. Sontak para 5 Bintang pun menoleh ke arah suara tersebut.

“Perlu ku jelaskan sekali lagi? INI MEJA KAMI.“ Ucap seorang siswa sambil menarik kerah siswa tersebut.

“Ma—maafkan aku Saga-san,“ jerit siswa itu.

Dengan keras, Saga langsung membanting siswa itu ke lantai. Murid itu pun berteriak kesakitan. Para murid wanita pun menjerit, sedangkan murid pria hanya dapat melihatnya tanpa berani melakukan apa – apa. Karena apabila kalian melawan 5 Disaster, maka selama kalian bersekolah di sini kalian tidak akan sekolah dengan selamat. Karena itu mereka hanya terdiam.

“Pukul dia Saga! Pukul! Tunjukkan siapa bosnya! Hajar anak kelas A itu!“ Shou dan Hiroto menyoraki Saga dengan semangat. Sedangkan Nao hanya melihat dengan diam, mukanya pucat.

Dengan semangat Saga langsung mengangkat tangannya ke udara dan siap memukul siswa tersebut ketika seseorang menyuruhnya berhenti.

“Hentikan!” teriak Ruki dari kejauhan. Para murid wantia dan pria pun langsung menyingkir seolah membuat jalan untuk para 5 Bintang agar lewat.

“Well well, lihat siapa yang datang untuk menyelamatkan teman sesama bangsawannya.“ ledek Shou sambil menatap ke empat 5 Bintang itu dengan sinis. “5 Bintang. Pujaan seluruh murid wanita di St. Angelo ini... Aku sungguh tersanjung“ Shou menunjukkan muka seolah – olah ia merasa terharu oleh 5 Bintang.

“Jaga sikapmu, Kazamasa-kun.“ Ucap Kai tenang.

“Kau tidak dapat memerintahku seperti itu, Yutaka!“ Shou berjalan ke arah Kai untuk memberikan pelajaran. Tapi ia di tahan oleh Saga.

“Kalau aku mau menghajarnya, apa urusannya dengan kalian?“ tanya Saga.

“Tentu saja aku tidak ada hubungannya dengan kami, tapi aku tidak ingin sekolah keluargaku tercemar karena ada muridnya yang melakukan tindakan menyimpang dari peraturan,“ ancam Uruha dengan kesal.

“Hahaha. Lihatlah siapa yang berbicara, anak dari pemilik sekolah ini. Takashima Kouyou-chan...“ Saga berjalan menghampiri Uruha, sehingga sekarang mereka berdua saling berhadapan.

“Jangan sekali – kali kau memanggilku dengan sebutan itu lagi,“ geram Uruha kesal. Saga pun tersenyum sinis melihat raut muka Uruha yang sangat marah. Dan dengan ringan, kepalan tangan mendarat di pipi Uruha. Saga memukulnya dengan kencang, sehingga Uruha pun terjatuh ke lantai.

“Ugh...“ Uruha menggeram kesakitan sambil memegang pipinya.

“KAU!“ Reita yang daritadi diam saja pun akhirnya kesal karena sahabatnya di pukul. Ia pun menarik kerah seragam Saga dan memukul muka Saga.

“Saga-chi!” Nao kaget melihat Saga yang juga terjatuh ke lantai. Ia segera menghampiri Saga dan berlutut di sebelahnya.

”Kau! Kau kira kau siapa!” Shou dan Hiroto pun geram dan siap menghajar Reita yang di temani oleh Ruki untuk melawan Shou dan Hiroto.

“Hey! Ada apa ini ribut – ribut!?“ tiba – tiba saja guru datag menghampiri mereka. Di belakangnya terdapat beberapa murid wanita yang sepertinya memberitahukan kejadian ini kepada guru tersebut.

”Takahashi, ke ruangan saya” guru itu pun menunjuk Saga agar menyuruhnya mengikutinya ke ruang guru. Dengan malas pun akhirnya Saga berdiri dan mengikuti guru tersebut. Saat melewati Uruha dan Kai, ia hanya menatapnya dan mengucapkan beberapa sumpah serampah kepada mereka. Dan akhirnya Saga pun keluar dari kafetaria.



A/N : KYAAAAAAAA!! Gazette vs. alicenine. XDDDD ... well, sementara ini ga isa lanjutin. sibuk mao ULANGAN SEMESTER!!

FANFIC - usual love story, [chapter 2]

Title : usual love story
Author : Kanon Kuroii
Chapter : 2/??
Genre : romance, humor
Pairing : AoixUruha, ToraxAoi (one-sided), more to come
Rating : PG-13
Warning : Manxman, idiot author
Disclaimer : I put them in the dungeon. I DON’T OWN THEM!

Prologue/Chapter 1




Uruha berjalan dengan malas ke dalam sekolah, ia selalu menjadi yang datang pertama di kelasnya. Entah mengapa sifatnya sangat bertolak belakang dengan Ruki. Akhirnya ia pun masuk ke dalam kelasnya dan memaruh tas-nya di atas meja. Ia memandang ke luar jendela, sebentar lagi adalah musim panas, berarti akan banyak pekerjaan rumah dan liburan, pikirnya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi mengunjungi kelas Kai dan Ruki, berharap salah satu di antara mereka telah datang, walaupun ia yakin kalau Kai-lah pasti yang sudah datang terlebih dahulu. Suatu keajaiban kalau Ruki datang pagi dan tidak terlambat.

Uruha memasuki kelas Kai dan berusaha mencari orang yang di carinya. Tapi orang yang di carinya belum datang, dan Uruha melihat siswa yang memarahinya di ruang musik kemarin. Ia duduk di paling pojok belakang, posisi yang sama saat ia pertama kali melihatnya di ruang musik. Uruha memandanginya dari balik pintu kelas, siswa tersebut tidak membuat gerakan sama sekali. Matanya terpejam, dan dadanya bergerak naik turun dengan perlahan, mukanya terlihat sangat tenang, seakan ia adalah orang yang berbeda dari kemarin. Tapi Uruha berusaha membuang jauh – jauh pikirannya itu dan menatap siswa itu dengan penuh kebencian.

“Uru?” Uruha sontak kaget dan menoleh ke arah belakang, Kai tepat berdiri di belakangnya. Mukanya terlihat sedikit terkejut saat melihat Uruha sedang mengintip ke dalam kelasnya. “Apa yang kau lakukan?”

“A—aku kemari ingin mencarimu, tapi saat aku masuk ke kelasmu kau tudak ada. Dan hanya ada siswa itu yang tertidur di pojokan kelas itu,” Uruha menunjuk siswa yang tertidur pulas di belakang kelas.

“Ooh, Yuu-kun...” Kai menjawab enteng.

“siapa?” Uruha mendekatkan diri ke Kai agar dapat mendengar perkataan temannya dengan jelas.

“Shiroyama Yuu, 5 Bintang yang tersisa.”

“—Kau pasti bercanda…” mata Uruha tiba – tiba membelalak setelah mendengar perkataan Kai barusan. Shiroyama Yuu, salah satu 5 Bintang yang sama dengannya. Kenapa ia bersikap begitu dingin kepadanya? Padahal ia juga adalah 5 Bintang.

“Nope. Aku serius.”

“Tapi...tapi...tapi...” Uruha masih tampak terkejut.

“Aku tahu, ia memang berbeda dari kita berempat. Ia sepertinya tidak suka menjadi pusat perhatian, karena itu ia duduk di pojok belakang. Selama pelajaran pun ia tidak pernah mendengarkan guru, hanya memandang ke luar kelas seharian atau tidur. Tapi walaupun begitu, nilainya selalu paling tinggi di antara kita“ Kai menatap Yuu yang sedang tertidur, “—Aku ingin agar aku dapat berteman dengannya.“ Ucap Kai.

“aku juga...“ ucap Uruha pelan.

***

Uruha berjalan menuju ruang musik sambil membawa gitarnya dengan beremangat. Setelah mendengar cerita Kai tadi pagi, entah mengapa ia menjadi bersemangat untuk berteman dengan Shiroyama Yuu. Ia membuka pintu ruang musik dan melihat ke dalam kelas tersebut.

“KYAAAAAAA!! URUHA-SAMAAAA!” lagi – lagi para murid wanita meneriakinya dengan semangat. Tapi ia menghiraukan mereka semua dan berjalan menuju pojok belakang kelas, dimana Yuu lagi – lagi memainkan gitarnya dengan lembut seperti yang Uruha pernah dengar sebelumnya.

Uruha berusaha untuk tidak terhanyut dalam irama tersebut karena takut akan di marahi lagi karena memujinya. Ia pun segera duduk di meja kosong sebelah Yuu dan memutar badannya agar menghadap Yuu dengan jelas.

“HAY!” Uruha berusaha tersenyum selebar mungkin, “Namaku Takashima Kouyou! Tapi teman – temanku memanggilku Uruha, senang berkenalan denganmu, Shiroyama Yuu...” Uruha mengulurkan tangannya. Tapi Yuu hanya menatapnya dengan kedua mata hitamnya, tidak membalas uluran tangannya dan pengelihatannya kembali ke arah gitar di depannya.

Dengan muka sedikit kecewa, Uruha pun menurunkan tangannya dan mengelap keringatnya. Sabar Uruha sabaaar~ kau harus bisa mengontrol emosimu, batin Uruha.

“—Dengar, aku tahu kemarin kita memang tidak bertemu dengan cara yang baik dan sopan. Tapi aku hanya ingin menjadi temanmu, dan aku sungguh – sungguh”

Yuu kembali menatap Uruha dengan mata hitamnya, Uruha tiba – tiba saja menjadi ciut melihat tatapannya. Tapi ia berusaha untuk menutupi ketakutannya itu.

“...Jadi?” Uruha senyum selembut mungkin.

Tiba – tiba saja Yuu langsung berdiri dari mejanya dan berjalan ke arah pintu kelas sambil membawa gitarnya, seketika itu pula Yuu langsung menutup pintu kelas dan pergi. Murid siswi yang sedang asik mengobrol pun menoleh ke arah pintu kelas dengan tatapan bingung.

“—Yaa! Aku juga senang berteman denganmu!” teriak Uruha kesal dari dalam kelas.

***

Yuu berjalan di koridor kelas dengan perlahan, ia memikirkan perkataan Uruha barusan. Ingin berteman denganku? Anak itu pasti bercanda. Tidak ada yang mau berteman denganku, mereka berteman denganku karena mereka mengincar statusku sebagai anak dari musisi terkenal. Aku tidak membutuhkan orang seperti mereka—

Yuu akhirnya memutuskan untuk pergi ke atap sekolah, tempat yang menurutnya adalah tempat yang penuh dengan inspirasi. Ketika ia berjalan menaiki tangga menuju ke atap, ia bertemu dengan seorang siswa yang sepertinya baru saja membolos pelajaran. Dari lencana yang di gunakannya, terlihat bahwa ia adalah siswa dari kelas E. Mereka saling bertatapan sejenak, namun siswa tersebut segera memalingkan wajahnya dan kembali berjalan menuruni tangga. Sekilas Yuu mencium aroma rokok dari tubuh siswa tersebut, dan ia pun tidak menghiraukannya lalu berjalan ke atap sekolah.

***

“Uruu! Reei!“ Ruki berteriak dan menghampiri Uruha dan Reita yang menanti mereka di depan kelasnya. Seperti biasa, Uruha dan Reita selalu menghampiri sahabat mereka saat pulang sekolah. Untuk pulang bersama atau sekedar mengobrol.

“Hai,“ Uruha melambaikan tanganya ke arah Ruki, tapi tatapan matanya tertuju ke pojokan kelas Ruki dan Kai. Dimana tempat Yuu berada. Yuu sedang memasukan bukunya ke dalam tas dan bersiap pulang. Tempat gitar pun sudah bertengger di punggungnya. Uruha dan Reita memang selalu menghampiri kelas Ruki dan Kai ketika pulang, tetapi Uruha tidak pernah menyadari Yuu sebelumnya.

“Apa yang akan kita lakukan hari ini?“ Ruki terlihat bersemangat dan bertanya kepada Reita dan Uruha.

“Ruki, kau ingat kan kalau kita ada banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan hari ini?“ putus Kai kemudian. Membuat senyum memudar dari mulut Ruki.

“Kai, kau orang yang tidak menyenangkan!“ umpat Ruki kesal. Reita tertawa lebar dan Kai hanya cekikikan menlihat sikap kekanak – kanakan temannya tersebut.

Tiba – tiba saja Yuu melintas di depan mereka, Uruha menatap Yuu dengan penuh rasa penasaran. Dalam hatinya, ia ingin mengerti Yuu.

“Hati – hati di jalan Yuu-kun!“ Ruki melambaikan tangannya ke arah Yuu, tetapi Yuu sama sekali tidak mempedulikannya.

“Siapa?” Reita bertanya kepada Kai.

“Shiroyama Yuu, anggota 5 Bintang yang lain selain kita.”

“—Kau pasti bercanda! Anak tidak tahu diri seperti dia!? Ku kira seharusnya ia adalah anak yang ceria, seperti kedua orang tuanya. Kau tahu kan kalau Shiroyama Mitsugi atau Shiroyama Yukira sedang bermain, seakan mereka membawa kebahagiaan kepada kita. Tidak seperti dia, aku tidak suka auranya...” Reita menatap sinis ke arah Yuu.

“Entahlah, siapa yang tahu?” jawab Kai pasrah.

Tiba – tiba saja Uruha berlari menyusul Yuu, entah mengapa ia ingin sekali mengerti dan mengetahui apa yang di pikirkan oleh anak tersebut.

“Yuu tunggu!” Uruha berteriak memanggilnya, tetapi Yuu menghiraukan panggilannya dan terus berjalan di koridor. Uruha yang terlihat semakin kesal, akhirnya berusaha untuk meyusul Yuu dan menarik tangannya dengan kasar, “Ku bilang tunggu!“

Yuu membalikkan badannya dengan kesal, entah mengapa orang ini selalu mengganggunya.

“—Ada apa!? Kenapa kau selalu menggangguku!?“ Yuu membentak Uruha dengan keras. Membuat para siswa yang berada di sekitar mereka memalingkan muka ke arah Yuu dan Uruha untuk melihat apa yang terjadi.

“Dengar... aku tahu kau pasti kesal dengan sikapku, tapi—“ Uruha berhenti untuk mengambil nafas sejenak. “—Aku hanya ingin menjadi temanmu... boleh?“

Yuu melihat Uruha dengan bingung, apa yang membuatnya ingin berteman dengan orang yang dingin dan cuek sepertinya?

“Aoi...“

“Eh?“

“Panggil aku Aoi,“ jawab Yuu singkat dan segera berbalik arah dan pergi meninggalkan Uruha sendirian di tengah koridor.

Uruha melihat Aoi pergi dengan senyum puas di bibirnya. Akhirnya Aoi menunjukkan suatu respon kepadanya.

“Sampai jumpa besok Aooooi!!! Hati – hati di jalaaaan~“ Uruha melambaikan tangannya ke atas dengan semangat. Ia tidak sabar menunggu kelas gitar minggu depan.


A/N :: WOWOW! Yuu memberikan nama panggilannya kepada Uruha! apakah maksudnyaaa~ saksikan dalam Usual Love Story berikutnya! ;D

FANFIC - usual love story, [chapter 1]

Title : usual love story
Author : Kanon Kuroii
Chapter : 1/??
Genre : romance, humor
Pairing : AoixUruha,ToraxAoi (one-sided)
Rating : PG-13
Warning : Manxman, idiot author, nama asli mereka
Disclaimer : I put them in the dungeon. I DON’T OWN THEM!
Comment : fanfic series pertama^^d

Prologue



“Terlambat lagi? Takanori-kun?” Ruki menatap muka Mrs. Yume dengan malas. Bangun pagi adalah hal yang paling merepotkan baginya. Berbagai cara ia lakukan agar dapat bangun pagi dan tidak terlambat ke sekolah, tapi sepertinya tidak berhasil. “…Apalagi alasanmu hari ini?”

Ruki tidak mendengarkan perkataan Mrs. Yume dan langsung berjalan kea rah tempat duduknya dengan malas.

“…Jangan kau kira saya tidak akan menghukum anda karena anda adalah anak dari orang terhormat, Takanori-kun. Saya tidak seperti Mr. Michael yang takut akan kehilangan pekerjaannya karena membantak salah satu dari 5 Bintang seperti anda. Saya akan tetap memberikan anda hukuman,” Mrs. Yume melepas kacamatanya dan menatap Ruki dengan sinis. “…Berdiri di depan koridor kelas hingga jam pelajaran saya selesai,”

Ruki membalikan badannya dan berjalan ke luar kelas dengan malas. Matanya menatap Mrs. Yume dengan tajam. Ia memang paling benci dengan Mrs. Yume, karena hanya dia saja yang tidak takut dengan ’status’nya sebagai 5 Bintang. Dan memang sepertinya Mrs. Yume sangat membenci Ruki yang memiliki banyak tindikan di telinganya.

Kai menatap Ruki yang keluar kelas dengan rasa iba. Bagaimanapun juga, kesenian adalah salah satu mata pelajaran yang paling di sukai Ruki. Dan sayangnya dia selalu jarang bisa mengikuti kelas tersebut.

***

“Aww... sepertinya Ruki kita lagi – lagi sedang marah~“ Uruha duduk di sebelah Ruki dan merangkulnya.

“Shut up you slut!“ dengan geram, Ruki melepaskan tangan Uruha yang melingkar di pundaknya.

“Nee~ kau kejam padaku, tapi selalu manja kepada Kai! Curang!“ Kai hanya tersenyum mendengar komentar dari sahabatnya tersebut.

Akhirnya mereka berempat melanjutkan makan siang mereka dengan diam. Tidak ada satupun yang berbicara.

“Nee~“ Uruha menoleh ke arah sahabatnya. “kalian tahu kan kalau kita harus memilih salah satu jurusan alat musik... apa yang akan kalian pilih?“

“Drum,“ jawab Kai mantap.

“Hmm... bass,“ Reita menjawab singkat dan melanjutkan memakan makanannya.

“Vokal,“

“Apa!?“ Reita yang baru saja memakan makanan, sontak langsung tersendak mendengar pengakuan temannya. Begitu pula Uruha dan Kai.

“...Vokal, apa ada yang salah?” Ruki menatap teman – temannya dengan heran.

“Ti—tidak, hanya... waaaw~ apa yang membuatmu ingin mengikuti vokal? Itu pelajaran paling menyebalkan seumur hidupku!“ Uruha menatap setengah tidak percaya kepada sahabatnya tersebut.

“Entahlah, aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru.“ Ruki hanya bergumam heran dan melanjutkan makannya.

***

Uruha menatap depan ruang kelas musik dan memanggul gitarnya dengan malas. Sebenarnya ia tipikal orang yang cepat bosan dengan suatu kegiatan, kecuali gitar. Ia sudah menyukai gitar sejak pertama kali ia bisa memetiknya. Memang sebenarnya ayahnya tidak mengizinkannya mengikuti kelas seni karena menurut ayahnya, seni adalah hal yang tidak berguna dalam kehidupan. Walaupun sepertinya ia selalu tidak pernah mendengarkan semua nasihat dari ayahnya. Dan ia pun membuka pintu kelas tersebut.

“KYAAAA!! URUHA-SAMAAA!” para murid perempuan berteriak gembira ketika melihat Uruha memasuki kelas gitar tersebut. Membuat Uruha kehilangan mood-nya untuk bermain gitar. Ia hanya tersenyum ramah dan segera masuk ke dalam kelas.

“Selamat siang, Kouyou-sama.” Sapa Ms. Watanuki, guru pembimbing pelajaran gitar.

“Selamat siang, sensei. Tapi tolong jangan panggil saya dengan sebutan ‘-sama’. Anggap saja saya adalah murid yang sama seperti yang lain,” Uruha membungkuk hormat kepada gurunya.

“KYAAAA!! Uruha-sama memang baik hatii!!” para murid perempuan lagi – lagi berteriak. Begitu merepotkannya mereka—pikir Uruha.

“Maafkan saya,” Ms. Watanuki pun bersikap normal kepada Uruha. Uruha pun memandang sekeliling kelas untuk mencari tempat yang kosong untuknya. Hanya saja tiba – tiba pandangannya berhenti di bangku paling pojok kelas, dimana terdapat seorang siswa yang sedang sibuk memetik gitar hitamnya dengan tenang, tidak mempedulikan keributan yang di sebabkan oleh para murid wanita.

Uruha pun berjalan ke arah siswa itu, pikirannya tertuju pada petikan melodi pada senar gitar yang di hasilkan oleh siswa tersebut. Alunan yang begitu indah di hasilkan oleh tangan lentik yang menekan senar gitar. Membuat Uruha merasakan kesendirian yang di alami siswa tersebut dan ia pun memejamkan matanya agar dapat meresapi setiap melodi yang di hasilkannya.

“Apa yang kau lakukan?” tiba – tiba petikan gitar tersebut berhenti. Membuat Uruha membuka matanya dengan kaget. Tanpa sadar, ia sudah berdiri di sebelah siswa tersebut.

“A—aku tidak melakukan apa – apa! Sungguh!” Uruha menggelengkan kepalanya dengan panik. Siswa tersebut menatapnya dengan tajam, bola matanya yang hitam pekat dan tindikan di bibirnya membuat Uruha sedikit merasa terpana. “Aku hanya mengagumi permainan gitarmu, bagaimana caramu dapat memainkan melodi se-indah itu?“

“—Bukan urusanmu,“ jawab siswa itu. Tidak memperdulikan Uruha dan kembali bermain dengan gitarnya.

Perlahan, senyum di bibir Uruha menghilang. Ia merasa kesal dengan siswa tersebut. Ia berusaha menunjukkan rasa simpatinya kepada siswa itu, tapi yang di dapat hanya dua kata yang paling ia benci, ‘bukan urusanmu’.

***

“Ada apa Uru? Kau sepertinya terlihat kesal dari tadi?” Reita menatap muka temannya yang duduk di bangku sebelahnya. Mereka sedang berada di dalam kelas.

“...” Uruha hanya menatap Reita dengan memelas, Reita pun menaikan sebelah alisnya dengan bingung. Akhirnya Uruha merobek selembar buku tulisnya dan menuliskan sesuatu di atasnya sebelum memberikan kepada Reita.

Aku benci murid itu!

Reita menatap tulisan itu dengan bingung dan menoleh ke arah meja Uruha.

Siapa?

Reita melemparkan kertasnya kembali kepada Uruha. Uruha membacanya dan menulis lagi.

Si orang-merasa-jago-bermain-gitar.

Memang benar kalau Reita adalah orang yang paling dekat dengan Uruha daripada Kai dan Ruki, tapi Reita tetap saja sering di buat bingung oleh Uruha.

Aku tidak mengerti maksudmu,

Uruha membacanya dan menoleh kepada Reita, ia menggeram kesal ke arah Reita. Reita hanya semakin bingung di buatnya. Akhirnya Uruha menghelakan nafasnya dan kembali menulis, kali ini ia menulis sedikit panjang. Dan akhirnya di berikan kepada Reita.

Aku bertemu dengan seorang anak di kelas gitar tadi, aku melihatnya sedang bermain gitar. Dan saat aku menghampirinya, ia malah memarahiku... Kau tahu! Ia berkata ‘BUKAN URUSANMU!’ kau tahu kan kalau aku paling benci dengan kata tersebut! Uuugh... Gara – gara ia berkata seperti itu, aku jadi kesal padanya! DX
Reeeei~ bantu akuuu...


Reita akhirnya mengerti alasan kenapa sahabatnya sejak kecil ini terlihat begitu kesal setelah kelas gitarnya berakhir.

A/N :: awww~ Uruha di buat kesall.. dan apakah yang terjadi selanjutnya ? siapakah siswa yang merusak mood Uruha?? saksikan chapter selanjutnya! XD

FANFIC - usual love story, [prologue]

Title : usual love story
Author : Kanon Kuroii
Chapter : Prologue/??
Genre : romance, humor
Pairing : AoixUruha
Rating : PG-13
Warning : Manxman, idiot author, nama asli mereka
Disclaimer : I don’t own them, they just in my dream. So saaaaad~ *sob*
Comment : fanfic series pertama^^d




St.Angelo School, sekolah yang terkenal dengan orang – orang kayanya. Sekolah ini memang berbeda dengan sekolah yang lain karena sekolah ini memang di buat untuk ego orang kaya yang tidak ingin anaknya bergaul dengan anak – anak biasa. Dilihat dari gedung sekolahnya saja memang sudah terlihat perbedaannya, gedungnya sangat megah dan besar. Murid – muridnya pun tidak menggunakan seragam biasa, melainkan menggunakan blazer yang terbuat dari bahan kelas dunia yang harganya tentu tidak murah. Kelas di sekolah ini di bagi menjadi dua bagian, kelas A dan E. Kelas A adalah kelas untuk anak – anak yang merupakan pewaris dari perusahaan besar, sedangkan kelas E adalah kelas untuk anak yang keturunan yakuza.

Dan sekarang tersebutlah sebuah kelas A11-3, kelas yang terletak di lantai 2 gedung utama. Kelas yang terkenal dengan ‘3 Bintang’-nya, karena di kelas ini terdapat 3 anak yang merupakan pewaris perusahaan – perusahaan terkenal di dunia.

“Selamat pagi semuanya,” Mr. Michael Braun memasuki kelas tersebut sambil membawa setumpuk kertas yang sudah pasti merupakan hasil ulangan harian minggu lalu. “…saya akan membagikan ulangan harian minggu lalu, saya harap kalian semua masuk hari ini,”

“Paaak~” seorang murid di antara mereka mengacungkan tangannya.

“Ya? Yutaka-san?”

“Takanori belum masuk kelas…” ucap Yutaka.

Mr. Michael hanya mengeluh dan bergumam pelan, ketika pintu kelas kembali terbuka dan munculah sosok seorang anak berambut pirang yang mengenakan banyak tindikan di telinganya.

“Datang telat lagi? Takanori-san?” Mr. Michael menoleh ke arah Takanori dan menaruh kedua tangannya di dada sambil menahan emosinya.

“…aku bangun kesiangan tadi,” Takanori hanya menjawab asal dan langsung berjalan ke arah tempat duduknya yang berada di belakang Yutaka. Mr. Michael hanya bisa pasrah oleh ulah muridnya tersebut karena Takanori adalah salah satu dari 3 Bintang dan merupakan anak dari Matsumoto Shinegawa, pemilik perusahaan parfum paling besar dan paling terkenal di seluruh dunia. Dan ayahnya juga sebagai salah satu donator terbesar untuk St. Angelo, sehingga para guru dan dewan sekolah pun tidak dapat bertindak macam – macam kepadanya.

“…setidaknya berusahalah untuk tidur lebih cepat sehingga bisa bangun pagi,” Mr. Michael hanya bergumam pasrah.

***

“I hate that fucking teacher,” Takanori menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sambil duduk di sebelah Yutaka.

“Hey, hargai Mr. Michael sedikit… bagaimana pun, dia adalah guru kita,” Yutaka berusaha menenangkan sahabatnya tersebut.

“Tapi…”

“Tidak ada tapi – tapian!” putus Yutaka kemudian. Takanori hanya mendesah dengan pasrah, karena, bagaimanapun ia berusaha, ia takkan pernah menang berdebat dengan Yutaka, anak dari Uke Shinjitsu sang pengacara dengan bayaran termahal di dunia.

“—apa lagi masalah hari ini?” seseorang menghampiri meja dimana Yutaka dan Takanori berada dan duduk di hadapan mereka.

“Aki-chaaan~ lagi – lagi Yutaka memarahiku…” rengek Takanori sambil berpindah tempat duduk ke sebelah Akira yang juga merupakan salah satu dari 5 Bintang.

“Jangan panggil aku dengan nama itu! Kau tau kan kalau aku benci di panggil Akira!? Panggil aku Reita, oke Ruki?“

“Gomen, aku lupa Rei... mana Kou—Uruha?”

“Dia sedang bersamaku ketika tiba – tiba dia di kelilingi oleh wanita seperti biasa,” Reita menaruh makan siangnya di atas meja dan bergabung dengan kedua sahabatnya tersebut.

“Ya ampuuun~ hari ini para wanita itu tetap merepotkan seperti biasa!” Uruha memasuki ruang cafetaria dan bergabung dengan ketiga sahabatnya yang sudah berkumpul.

“Memang apa yang mereka lakukan kali ini?” Kai menggeser duduknya dan membiarkan Uruha untuk duduk di antara dia dan Ruki.

“Okay, lagi – lagi mereka menawarkanku untuk menjadi tunangan mereka. HELLO! Kau kira aku ini apa!? Padahal mereka hanya ingin denganku karena orang tuaku adalah pemilik sekolah ini... suckers!“ Uruha merengutkan bibirnya dan menyenderkan kepalanya ke pundak Kai.

“...kalian tahu...“ Ruki membuka pembicaraan sambil memakan Tiramisu kesukaannya. “Entah mengapa walaupun kita juga adalah bagian dari 5 Bintang, kenapa hanya Uruha saja yang paling banyak di minati oleh para wanita? Aku jadi sedikit kesal kalau mengingatnya...“

“Mungkin para wanita itu tidak mau memiliki tunangan yang lebih pendek dan lebih gendut dari mereka...“ Uruha melirik Ruki dengan tajam sambil tersenyum jahil.

“bastard! Jangan sekali – kali lagi memanggilku pendek dan gendut atau kau akan selama – lamanya menderita! YOU HEAR ME!? MENDERITAA!!“ Ruki menindih tubuh Uruha dengan tubuhnya sendiri sehingga mereka berdua terjatuh ke lantai.

“KYAAAA!! Kai-sama! Tolong akuu~” Uruha mengeluarkan jurus ‘pika – pika’ mautnya. “aku di serang hewan madagaskaaaar!”

“oh boy~ here we go again.” Kai hanya geleng – geleng kepala melihat kedua tingkah sahabatnya, sedangkan Reita sepertinya sudah malas melerai kedua sahabatnya tersebut sehingga dia hanya makan dengan tenang.

“kau tahu,” Reita tiba – tiba mentap Kai, tatapan matanya menjadi sangat serius. “...kita sebenarnya di juliki sebagai 5 Bintang, tapi aku tidak pernah melihat Bintang satu lagi...”

“maksudmu, Shiroyama Yuu?” Kai tentu saja tahu siapa orang tersebut, Shiroyama Yuu. Teman sekelas dirinya dan Ruki, anak dari Shiroyama Mitsugi, pemilik orkestra terbesar dan Shiroyama Yukira, seorang pemain biola yang namanya sudah terkenal di seluruh dunia.

“tepat sekali, kenapa dia tidak pernah bergabung dengan kita?”

“entahlah, di kelas dia juga selalu diam dan jarang bersosialisasi. Padahal sepertinya seru bermain dengannya,” Ruki bangkit dari atas Uruha dan kembali duduk di kursinya semula, sedangkan Uruha memilih untuk pindah duduk di sebelah Reita.

“bagaimana kalau kita ajak dia bermain!” Uruha mengangkat kedua tangannya ke atas dengan semangat. “...kalian tahu, agar kita tidak kalah kompak dengan para anak yakuza di kelas E tersebut!”

“maksutmu 5 Disaster?” Kai menaikkan sebelah alisnya.

“yep,”

***

“Shou?” lelaki bertubuh pendek dan berambut pirang kecoklatan memanggil Shou secara berulang – ulang, tapi sepertinya Shou tidak mempedulikannya.

“SHOU!” kali ini lelaki tersebut berteriak tepat di sebelah telinga Shou.

“A—iya... ada apa Hiroto?” Shou akhirnya terbangun dari lamunanya dan menatap seluruh sahabatnya yang menatapnya dengan bingung. “...Auch, itu sakit Hiroto”

“Kau sedang melihat apa?” tanya salah seorang sahabatnya yang bernama Nao.

“Itu... kalian lihat para murid 5 Bintang itu, mereka selalu berisik saat istirahat. Apa mereka tidak tahu kalau kita merasa terganggu disini?” Shou melihat ke arah tempat duduk 5 Bintang yang memang di buat khusus untuk mereka.

“Kau benar, mereka memang mengganggu.” Saga pun akhirnya menatap meja tempat di mana Ruki cs sedang makan dan bercanda dengan geram. “Mereka pikir mereka siapa? Hanya sekumpulan anak yang terangkat derajatnya karena kekayaan orang tua mereka. I hate them, kau juga kan Tora?” Saga menoleh ke arah Tora, salah satu sahabat mereka yang daritadi tidak mengeluarkan suara dan hanya makan dengan tenang.

“Yea, I hate them so much.”



A/N:: yes yess! new fanfic! XD

MYV-izm read this!

.....
In a project collaboration with musicJAPANplus, in a late 2008 interview upon being asked where he wants to go in the next ten years, personally or on tour where he hasn’t been to yet, Miyavi expressed his strong desire in: "Russia, Italy, Macao, Dubai, Antarctica, India, Thailand, Indonesia, New Orleans, Argentina, Croatia, Mt. Fuji.
.....

KYAAAAAAAAA!! о(ж>▽<)y ☆
semoga semoga dia dataaaaaaaaaang~~

音譜

MY NEW AOI IS OH! SO HANSAMU! XDD




OH SHIT! YOU SEE!!
MY AOI HANSAMUUU!! XDD
entah apa yang membuat dirinya menjadi seperti ini. :D~


OH SHIT! HE'S WAS DONE TO MUCH! XDD


.::kanon is melting::.

Back to Home Back to Top Zealotus. Theme ligneous by pure-essence.net. Bloggerized by Chica Blogger.